Pertanyaan:
Saat menjadi makmum masbuk, setelah salam saya ragu jumlah sujud di rakaat terakhir. Ada keraguan tadi sudah sujud dua kali atau baru sekali. Namun saya cukup yakin bahwa saya sudah melakukannya. Apa yang harus saya lakukan?
Jawaban:
Bismillah. Alhamdulillah. Wash sholatu was salamu ‘ala Rasulillah. Amma ba’du.
Para ulama telah membahas hukum keraguan yang muncul setelah seseorang selesai mengerjakan shalat, termasuk perihal ragu jumlah sujud.
Ragu jumlah sujud setelah selesai salam
An-Nawawi rahimahullah berkata dalam Minhaj ath-Thalibin:
ولو شك بعد السلام في ترك فرض، لم يؤثر على المشهور
“Jika seseorang ragu setelah selesai salam apakah ada rukun shalat yang tertinggal atau tidak, maka hal itu tidak mempengaruhi (keabsahan shalatnya) sesuai pendapat yang masyhur (dalam mazhab Syafi’i)”.
Hal yang serupa juga diutarakan oleh Syaikh Bin Baz rahimahullah dalam salah satu fatwa beliau. Beliau berkata:
أما بعد السلام كونه يطرأ عليه شك جديد، هذا لا يعتبر ولا يلتفت إليه
“Adapun setelah salam, maka keadaannya yang baru terbesit keraguan saat itu, maka hal ini tidak dianggap dan tidak perlu diperhatikan.”
Hendaknya seorang muslim tidak terganggu oleh waswas dan keraguan yang muncul dalam ibadahnya, karena sesungguhnya waswas itu berasal dari setan. Ragu jumlah sujud atau jenis gangguan lainnya tidak lain bertujuan untuk mempermainkannya.
Hanya mendapat sepersepuluh pahala
Hendaknya seorang muslim juga berusaha untuk menghadirkan hatinya dalam shalat dan melaksanakannya dengan khusyuk, karena berapa banyak manusia yang shalatnya 100% sah secara fikih, namun pahalanya hanya 10% di sisi Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih:
إن العبد ليصلي الصلاة ما يكتب له منها إلا عشرها، تسعها، ثمنها، سبعها، سدسها، خمسها، ربعها، ثلثها، نصفها
“Sesungguhnya seorang hamba melaksanakan shalat, namun ia tidak mendapatkan pahala darinya kecuali sepersepuluhnya, atau sepersembilannya, atau seperdelapannya, atau sepertujuhnya, atau seperenamnya, atau seperlimanya, atau seperempatnya, atau sepertiganya, atau setengahnya”.
Renungkanlah mutiara indah dari Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini, beliau berkata mengenai shalatnya sebagian manusia:
أركانه مشغولة بالطاعة، وقلبه لاه عن ذكر الله
“Anggota tubuhnya sibuk melakukan ibadah, namun hatinya lalai dari mengingat Allah.”
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita manusia yang sibuk tubuhnya dan hatinya pada hal-hal yang diridhai oleh Allah, terkhusus lagi ketika shalat. Sehingga segala gangguan seperti ragu jumlah sujud atau bahkan jumlah rakaat tidak terulang terus-menerus.
Wallahu ta’ala a’lam.